Ilustrasi |
SERANG, -- Penyaluran bantuan sosial tunai (BLT) yang dilaksanakan di Kantor Kecamatan Cikande, pada Sabtu (21 Desember 2024) kemarin disoroti sejumlah warga dan aktivis Serang Timur.
Pasalnya, pembagian BLT dilakukan secara serentak tersebut masih menjadi pertanyaan, hal itu disebabkan para penerima BLT banyak mengalami pingsan dan kelelahan karena membludak nya masyarakat mendatangi Kantor Kecamatan Cikande.
Selain itu, lalu lintas pun sempat mengalami kemacetan panjang akibat ratusan kendaraan parkir dibadan jalan.
"Ini bagaimana ceritanya, satu kecamatan bisa serempak dihari yang sama, kasian masyarakat harus antri Berjam jam, kenapa pihak kecamatan tidak membuat jadwal penerima manfaat, kan bisa di buat 2 hari," ungkap Okta pemimpin Redaksi salah satu Media online di Serang Timur, Minggu (22/12).
"Parahnya pihak kecamatan saat di konfirmasi, seolah olah bungkam, tak bersuara, Kesos nya juga sama pak, alergi wartawan," tambahnya.
Sementara rasa jengkel diungkapkan oleh Josh Munthe, pemimpin Redaksi Media Bhinnekanews, mengatakan, Bahwa saat dilakukan konfirmasi kepada Kesos, bernama Ibu Yeni, malah memblokir nomor WhatsApp nya.
"Ya pada saat saya konfirmasi melalui whatsapp perihal teknis pelaksanaan pembagian BLT kepada Ibu Yeni selalu kesos malah memblokir nomor saya, saya duga ini pada alergi wartawan, alergi dikritik," ujarnya.
Meskipun Yeni telah meminta maaf, namun sebagai pejabat publik di Pemerintahan Kecamatan, Josh meminta Camat dan Pemerintah Kabupaten Serang harus mengevaluasi kinerja dan sikap Kesos yang dinilai antipati pada sosial kontrol.
Adapun hal lain yang ingin dipertanyakan pada pemerintah Kecamatan Cikande yang menfasilitasi.
"Mengapa pembagian BLT ini dilakukan di Kantor Kecamatan secara serentak padahal diketahui Kecamatan Cikande penerima berjumlah 3.328 orang, mustahil bisa menampung orang sebanyak itu, kan bisa saja dibuat di Lapangan Kosong, sehingga masyarakat tidak sampai berdesak desakan dan ini para lansia banyak pingsan kemarin, parkir juga membahayakan mereka.
Pertanyaan nya, apakah tidak ada biaya operasional yang dianggarkan untuk penyaluran BLT, dan apakah PT Pos Indonesia tidak ada biaya operasional, dan apakah hanya ingin memangkas biaya operasional makanya dilaksanakan secara serentak dalam satu Kecamatan, hal ini yang perlu masyarakat tahu,"tutur Josh.(NV)